Bersamamu Cinta Datang
“Tok..tok..tok..tok..!!!!!!”
“Cik..cika bangun sayang udah pagi, kamu kan harus sekolah, nanti telat loh” seru mama saat membangunkanku. Aku sudah mendengar suara mama tapi badanku rasanya tak ingin beranjak dari tempat tidurku.
Lalu kujawab suara mama tadi dengan malas “Iya ma, bentar lagi aku bangun”.
Tapi, setelah itu aku tertidur lagi dengan pulasnya, padahal jarum jam sudah menunjuk pukul 05.30. Lalu mama kembali lagi ke kamarku untuk membangunkanku tapi aku tidak bisa bangun juga. Tak lama setelah itu....BYURRR!!! 1 ember berisi air keran diguyurkan kebadanku dan seketika itu juga aku bangun dari tidurku dan langsung bergegas ke kamar mandi. Ya, itu adalah ulah Bang Doni yang iseng dan suka mengguyurku dengan air kalau aku tidak bisa bangun. Aku sudah selesai mandi, tidak seperti biasanya, kali ini aku mandi hanya dalam waktu 5 menit, setelah itu kukeringkan badanku dan dengan cepat kupakai seragam dengan semua atributnya. Ku ambil handphoneku sambil berjalan keluar rumah, kubuka handphoneku dan ternyata ada 5 pesan baru dan 8 missed call dari Dika. Dika sudah menungguku dari setengah jam yang lalu. Aku merasa bersalah dan takut dika akan marah padaku. Aku pamit dan mencium tangan mama dan papa, aku tidak sempat sarapan bersama mereka karena sudah telat. Diluar rumah, Dika sudah menungguku dengan motor thundernya yang besar.
“Hey..ayo cepet naik, gak tau apa ini udah jam brapa!kita udah telat tau!!” Dika memanggilku dengan nada sedikit kesal.
Setelah aku naik, ia langsung ngebut supaya tidak telat.
Dalam perjalanan, aku memarahinya “Dik!jalannya jangan ngebut dong, aku takut nih, ntar kalo aku jatoh gimana? Atau kalo ditangkep polisi gimana?”.
“Udahlah kamu gak usah bawel, kalo ga ngebut kita bakalan telat. Lagian ini semua tuh gara-gara kamu. Coba kalo tadi kamu gak telat bangun, kita bakalan bisa berangkat lebih nyantai dan gak keuber-uber waktu” kata Dika kepadaku.
“Yaudah aku minta maaf deh, tadi tuh aku ngantuk banget dik gara-gara kemaren pulang malem banget” aku mencoba meminta maaf padanya.
“Yaudah, lain kali jangan diulangin lagi ya” kata Dika kepadaku.
“Sip bos hehe J”.
☺☺☺☺☺☺
Selamat pagi dunia ☼. Perkenalkan namaku Jessica Nia Puspita, tapi aku lebih akrab dipanggil Cika, umurku 18 tahun, aku anak kedua dari dua bersaudara. Aku memiliki seorang kakak laki-laki namanya Doni Syahputra, tapi ia lebih akrab dipanggil Doni. Umurnya 20 tahun. Saat ini ia kuliah di Universitas Indonesia fakultas kedokteran. Sedangkan aku masih duduk di kelas 3, SMA.Tunas Bangsa I. Aku memiliki seorang sahabat namanya Mahardika Himawan, dia biasa dipanggil Dika. Kami bersahabat dari kecil sehingga kami sudah sangat mengenal satu sama lain. Dika sangat mengerti sifatku yang manja, penakut dan suka ngambek. Lain halnya dengan dirinya yang berwibawa, bijaksana, berani dan penyabar. Dika juga bersekolah disekolah yang sama denganku. Rumahnya juga berseberangan denganku.
☺☺☺☺☺☺
Sesampainya disekolah, pintu gerbang sekolah sudah tertutup rapat. Aku dan Dika terlambat 15 menit. Ini semua gara-gara aku telat bangun. Terlambat, bukan kali pertama yang aku alami bersama Dika, sebelumnya kami sudah pernah terlambat dan seperti biasa penyebabnya aku. Aku sering membuat dika kesal tapi ia tetap memaafkanku, dia memang sahabat terbaik yang kupunya.
Kami memohon kepada Pak Sunardi, satpam sekolah kami untuk membukakan gerbang sekolah agar kami bisa masuk, tetapi Pak Sunardi tetap tidak membukakan gerbangnya. Kami terus memohon sampai akhirnya ia mau membukakan gerbangnya, tetapi kami tidak bisa langsung masuk kelas, harus lapor ke guru piket. Karena sudah tercatat 3 kali terlambat, aku dan Dika disuruh membuat surat pernyataan bahwa kami tidak akan terlambat lagi.
Kring...kring..kring bel berbunyi menandakan jam pelajaran pertama telah berakhir. Aku segera bergegas ke kelas dan berpisah dengan Dika karena kami beda jurusan, aku jurusan ipa sedangkan Dika jurusan ips. Jam pelajaran kedua adalah jam ajarnya Bu Sukma, mata pelajaran fisika. Sesampainya dikelas aku langsung ngobrol dengan Sinta teman sebangkuku.
“Telat lagi cik?’’ tanya Sinta.
“Iya nih, gara-gara kemaren aku pulang malem banget jam 12” jawabku kepadanya.
“Darimana kamu? Pacaran?” tanya Sinta lagi kepadaku.
“Apa? Pacaran? Ngaco kamu, pacar aja gak punya. Aku abis nonton sama temen-temen lesku” jawabku.
“Oh, kirain. Udah belajar belom kamu?” tanya Sinta.
“Belajar apaan?’’ aku berbalik tanya kepada Sinta.
“Hari ini kan ulangan fisika, emang kamu gak tau?” kata Sinta padaku.
“Astagaaaaaa!! Aku lupa sin, bantuin aku yaa” pintaku kepadanya.
“Hmmm kalo bisa ya cik, kamu tau sendiri kan Bu Sukma kayak gimana” jawab Sinta sedikit ragu.
“Yasudahlah pasrah aja deh” kataku.
Bu Sukma masuk kelas dan sekejap suasana kelas sunyi. Bu Sukma memang terkenal galak dan senang memberikan hukuman yang kurang masuk akal, kalau sudah belajar dengan dia tidak ada yang berani berisik atau ngobrol sedikitpun. Saat ia membagikan soal ulangan, aku deg-degan dan hanya bisa pasrah dan berdoa saja semoga bisa mengerjakannya. Aku sama sekali tidak ingat kalau ada ulangan hari ini L
Bel istirahat berbunyi, tapi aku malas ke kantin karena kesal dengan ulangan fisika tadi ☻. Dari 15 soal aku hanya bisa mengerjakan 8 soal dan itupun tidak tahu benar atau salah. Dika menyusulku ke kelas. Ternyata dia tahu kalau aku lagi kesal karena ulangan fisikan tadi.
“Udah yang tadi ga usah dipikirin. Makanya kalo ada ulangan/tugas dicatet di agenda atau di meja belajar biar ga lupa. Dan lain kali kalo pergi, jangan pulang sampai tengah malam ya” Dika mencoba menasihatiku.
“Iya, maafin aku ya dik, aku bandel” kataku kepada Dika.
“Nih jus buat kamu” Dika memberiku segelas jus jeruk kesukaanku.
“Makasih ya dik, kamu memang sahabatku yang top banget deh hehe JJ” kataku kepadanya.
☺☺☺☺☺☺
Hari ini, aku dan Dika tidak bisa pulang bareng karena kami sama-sama sibuk dengan kegiatan masing-masing. Aku sibuk latihan paskib untuk lomba di SMA.Budi Luhur I, lombanya tinggal 2 hari lagi. Sedangkan Dika sibuk dengan kegiatan osisnya karena 2 minggu lagi sekolah kami akan mengadakan Pentas Seni. Selain menjadi panitia Pensi, Dika juga mau mengisi acara dengan menyanyikan beberapa lagu ciptaanya sendiri. Dika memang memiliki kelebihan pada bidang musik. Setelah lulus SMA nanti, ia berencana melanjutkan sekolah ke sekolah musik yang diimpikannya.
Dika suda pulang lebih dulu dariku, tapi ia tahu kalau aku masih latihan paskib. Sepulang latihan Dika sudah menungguku di depan sekolah, dia menjemputku padahal aku tidak memintanya.
“Kamu udah makan belum?” tanya Dika kepadaku.
“Tadi sebelum latihan sih, aku udah makan tapi laper lagi, maklum latihannya capek banget hehe” jawabku kepada Dika.
“Yaudah, kita makan dulu ya di bakso bang kumis, kebetulan aku lagi pengen banget makan bakso” ajak Dika kepadaku.
Bakso bang kumis adalah tempat makan favoritku dan Dika.
☺☺☺☺☺☺
Perlombaan paskibra di SMA.Budi luhur I dimulai. Paskib SMA ku mendapat nomor urut tampil 9. Aku tegang dan sedikit pesimis karena peserta lombanya ada 30 sekolah, dan kualitas mereka bagus-bagus. Untungnya ada Dika yang selalu support aku, dia bilang : “Cik, optimis ya!kamu pasti bisa \(^.^)/. Lombanya baru selesai jam setengah 6 sore, sedangkan pemenangnya baru akan diumumkan setelah sholat maghrib. Ketika pemenangnya diumumkan satu per satu hatiku harap-harap cemas karena juara 2 dan 3 sudah diumumkan, sedangkan diantara 2 itu tidak ada nama sekolahku. Aku sudah sangat pesimis, tetapi begitu pengumuman terakhir dibacakan...Juara I lomba paskibra SMA.Budi Luhur I diberikan kepada SMA.Tunas Bangsa I. Pengumuman itu seperti mimpi tapi kenyataannya itu benar-benar terjadi dan terbukti perjuangan kami tidak sia-sia selama 2 minggu latihan intensif.
☺☺☺☺☺☺
Hari ini aku tidak masuk sekolah karena badanku sakit semua dan sedikit demam karena kemarin terlalu capek. Aku terbangun karena mendengar suara gaduh dilantai bawah, ternyata Dika yang membuat kegaduhan dari arah dapur. Aku segera menyusulnya.
“Dik, kamu ngapain ada disini?’’ tanyaku kepadanya.
“Aku sedang membuat semangkuk sup dan secangkir teh hangat untukmu” jawabnya.
“Loh, kok kamu gak sekolah?” tanyaku lagi kepadanya.
“Engga, aku mau nemenin kamu aja disini, kasihan kamu kan lagi sakit lagipula kamu sendirian kan dirumah? Gak ada yang ngerawat kamu. Mama papamu lagi dinas ke luar kota kan? Sedangkan Bang Doni kuliah. Jadi, siapa yang mau bantu kamu kalo kamu kenapa-napa?” kata Dika.
“Apaan sih dik, kamu tuh berlebihan banget, aku tuh mandiri, aku udah gede, aku bukan anak kecil lagi!!! Walaupun kamu sahabat aku tapi gak semua yang aku lakuin tuh harus ditemenin kamu terus!!” seruku kepada Dika.
Aku berlari ke kamar sambil menangis, aku mengunci pintu kamarku supaya Dika tidak bisa masuk. Aku marah padanya, lama-lama aku merasa sikapnya sangat berlebihan padaku. Sikapnya sudah lain, tidak seperti seorang sahabat kepada sahabatnya, melainkan lebih dari seorang sahabat. Ada apa dengan Dika? Apakah ia mengharapkan hubungan yang lebih dari persahabatan yang sudah kita jalin sejak masih kecil? tanyaku dalam hati.
Dika menyusulku ke kamar. Ia mengetuk pintu kamarku tapi kuhiraukan begitu saja. “Cik...buka dong pintunya, aku minta maaf deh kalo emang yang aku lakuin ini salah” suara Dika terdengar jelas dari luar pintu kamarku.
“Dik, aku minta kamu sekarang pulang, aku lagi pengen sendiri, jangan ganggu aku dulu!” pintaku kepada Dika.
Dika pun pulang dengan perasaan bersalah.
☺☺☺☺☺☺
Hari ini aku sudah bisa masuk sekolah lagi dan tidak seperti biasanya aku berangkat lebih awal karena tidak mau terjebak macet. Pagi ini, aku berangkat bersama Bang Doni naik mobil. Ya, mulai hari ini dan seterusnya aku berangkat sekolah bareng Bang Doni, tidak sama Dika lagi. Aku marah sama Dika sejak kejadian kemarin sehingga aku memutuskan untuk tidak bertemu dengan Dika dulu sampai moodku kembali normal.
Sesampainya di sekolah.. aku berapapasan dengan Dika di parkiran. Aku mempercepat langkahku untuk sampai ke kelas karena aku tidak mau bertemu Dika. Dika mengejarku tapi lama-lama ia berhenti mengejar dan membiarkanku pergi begitu saja.
Nafasku terengah-engah saat sampai di kelas, aku langsung duduk di kursiku untuk menormalkan kembali nafasku. Saat aku hendak menaruh buku-buku ku di laci meja, tanpa sengaja aku menemukan sebuah amplop pink disertai 1 coklat silverqueen ukuran sedang. Aku tidak tahu siapa yang menaruhnya. Saat kubuka amplopnya, di dalamnya ada selembar kertas bertuliskan selamat pagi Cika, awali pagi ini dengan senyuman ya J. Jangan cemberut terus nanti cantiknya ilang loh hehe ☺☺, tidak ada yang tahu siapa pengirimnya, Sinta pun tidak tahu siapa yang mengirimkannya.
Keesokan harinya, aku kembali menemukan sebuah amplop pink beserta cokelat silverqueen, sama seperti kemarin, isi suratnya pun sama dan di dalam suratnya tidak ada nama pengirimnya juga. Aku bertanya-tanya dalam hati, siapa yang mengirim ini semua?
5 hari berturut-turut aku mendapatkan paket kiriman yang sama dan dengan isi yang sama pula, namun di hari ke-5 pengirim paket rahasia ini mengajak aku ketemuan setelah pulang sekolah di taman belakang sekolah. Aku memutuskan dan memberanikan diri untuk menemuinya setelah pulang sekolah, karena aku penasaran dengan identitas dia sebenarnya.
Jam pelajaran sudah berakhir, dan sekarang saatnya pulang. Aku mempercepat langkahku menuju taman belakang sekolah untuk menemui orang itu. Sesampainya disana sudah ada sesosok pria, badannya tinggi dan besar, rambutnya sedikit ikal, dan ia tidak mengahadap ke arahku tetapi berbalik badan. Sepertinya aku mengenalnya dengan sekilas memperhatikan ciri-cirinya, orang ini sepertinya tidak asing bagiku. Sosok lelaki itu seperti Bimo, teman sekelasku yang diidolakan para wanita di sekolahku karena ia termasuk salah satu pemain basket handal di sekolahku. Saat lelaki itu membalikan badannya...benar saja dugaanku, lelaki itu adalah Bimo teman sekelasku.
Ia menghampiriku dan langsung memulai pembicaraan,
“Cik, sebelumnya aku mau minta maaf karena udah buat kamu gak nyaman atas kiriman amplop pink dan cokelat silverqueen, aku cuma mau bilang kalo sebenernya......aku suka sama kamu, kamu mau gak jadi pacarku?” tanya Bimo kepadaku.
Mendengar pernyataan Bimo aku kaget dan sama sekali tidak menyangka kalau diam-diam ada yang suka padaku dan ia teman sekelasku sendiri.
Lalu kujawab pertanyaan Bimo tadi “Kamu beneran suka sama aku? Dan kamu serius mau pacaran sama aku?”.
Bimo menjawab “Iya cik, aku beneran suka sama kamu, dan aku serius mau pacaran sama kamu, tolong terima aku cik”.
Aku terdiam beberapa saat untuk berpikir, akhirnya aku memutuskan untuk menerima Bimo jadi pacarku, aku menerimanya untuk mengisi kekosongan hatiku sejak tidak ada Dika di dekatku. 03-03-2010 adalah tanggal jadianku bersama Bimo (>ˆ▿ˆ)>♥<(ˆ▿ˆ<).
☺☺☺☺☺☺
Pagi ini, sekolahku heboh dengan kabar aku dan Bimo pacaran. Bimo memang termasuk anak yang eksis di sekolah berbeda denganku yang tidak terlalu terkenal di sekolah. Hampir semua murid tahu kalau aku dan Bimo baru saja jadian.
Sepulang sekolah aku bertemu dengan Dika, ia menghalangiku pulang, Dika bilang ia ingin bicara sedikit padaku, akhirnya aku mencoba menanggapinya walau sedikit kesal.
“Cik maaf ya kalo aku masih aja ganggu kamu, aku cuma mau ngucapin selamat jadian ya sama Bimo, semoga Bimo bisa jagain dan nemenin kamu terus ya” kata Dika kepadaku. “Makasih ya dik” kataku.
“Eh cik, sebenernya masih ada yang pengen aku omongin berdua aja sama kamu” kata Dika.
“Maaf ya dik aku ga ada waktu, lain kali aja ya, lagipula Bimo udah nungguin aku tuh, aku pulang duluan ya, byee” kataku kepada Dika.
Aku meninggalkan Dika begitu saja. Sebenarnya disatu sisi aku sedih karena sudah memperlakukan Dika seperti itu tapi disisi lain aku tidak ingin mengecewakan Bimo.
☺☺☺☺☺☺
Sebulan sudah hubunganku dan Bimo terjalin, namun untuk seminggu kedepan aku dan Bimo tidak akan pacaran dulu untuk persiapan Ujian Nasional yang tinggal menghitung hari saja, aku sudah 90% siap UN, 10% nya hanya tinggal mengulang-ngulang pelajaran saja. Aku khawatir tapi tetap optimis lulus UN dan bisa masuk UI seperti abangku.
Hari yang ditunggu pun tiba, aku mengerjakan soal UN yang diberikan dengan rasa percaya diri walaupun sedikit khawatir. Setelah UN selesai aku H2C alias harap-harap cemas, aku takut akan hasil UN nanti. Tapi, ketika tanggal 18 Mei semua kecemasanku akan terjawab, aku berharap bisa Lulus dengan nilai yang memuaskan dan bisa membahagiakan orangtuaku, juga bisa masuk Universitas yang aku inginkan.
☺☺☺☺☺☺
Kring..kring..kring.. Pak Pos datang ke rumahku untuk membawa surat hasil Ujian Nasional, aku menerimanya dengan rasa takut. Aku takut tidak lulus, aku takut nilaiku jelek dan aku takut tidak bisa membahagiakan orangtuaku. Dag..dig..dag..dig..dug jantungku berdetak kencang. Perlahan kubuka surat itu dengan perasaan cemas, dan ternyata... horeeeeeyyyyy.. aku LULUS, terimakasih Tuhan kau telah mengabulkan doaku, dan aku mendapatkan nilai yang bahkan lebih dari memuaskan. Aku yakin, aku pasti bisa masuk UI, cayoooo!!
Esoknya, aku masih merasa bahagia, senyuman tak lepas dari bibirku. Ku lihat nama Dika tertera di handphoneku, aku segera menyambarnya dan melihat pesan yang dikirim Dika.
Cik selamat ya kamu udah lulus
dan mendapat nilai yang sangat
memuaskan, aku bangga bisa
menjadi sahabat kamu
Oh yaa, bisa ga aku ketemu kamu
sebelum aku pergi?
Cika yang melihatnya langsung membanting hp-nya, dan dia bergumam dalam hati
Ih apaan sih, sok misterius banget si Dika, pengen banget ketemu aku. Ada apaan coba? Paling cuma mau ngerjain aku aja, tapi sebenernya sih aku kangen dia L.
Karena terlalu sebal, cika langsung tertidur dengan pulas.
Dert..dert..dert..dert.. Cika terbangun karena hp-nya bergetar. Saat ia melihat layar hp-nya, ada telefon dari Dika. Saat ia ingin mengangkat, tiba-tiba sambungannya terputus. Saat itu juga, Cika melihat ada 10 missed call dari Dika dan 2 pesan darinya. Cika panik, ia pun segera membuka pesan itu.
Cika, aku tau kamu masih marah dan kesal sama aku, aku ngerti kok. Aku tau kenapa kamu gak mau ketemu sama aku, padahal aku harap pertemuan nanti itu bisa menjadi kenangan indah terakhir bagiku sebelum aku pergi, karena aku harus kuliah di Los Angels. Sampai jumpa lagi ya cika.
Cika kaget dan panik, dia langsung berlari ke rumah Dika.
“Dika..dika..dika” teriak Cika.
“Ada apa neng Cika?” kata bibi, pembantunya Dika.
Cika dengan nafas terengah-engah menjawab “Bi..dika mana bi? Bilang dicariin Cika”.
“Maap neng, den Dika udah pergi ke Los Angels dari 5 jam yang lalu” kata bibi mencoba menjelaskan.
Cika yang mendengarnya langsung menangis sejadi-jadinya dan menyesal telah menolak ajakan Dika untuk bertemu dengannya.
☺☺☺☺☺☺
Belum lepas kesedihanku karena kepergian Dika ke Los Angels, kesedihanku ditambah lagi dengan sikap Bimo yang semakin hari semakin tidak karuan. Bimo yang sekarang, bukan lagi seperti Bimo yang ku kenal dulu, dia kini lebih banyak menghabiskan waktu bersama teman-temannya, dibanding dengan aku pacarnya. Terlebih lagi sekarang ia memutuskan hubungannya denganku tanpa sebab, tapi entah mengapa hatiku sedikitpun tidak merasa sakit karenanya.
Aku sangat rindu pada Dika, sekarang tidak ada lagi yang peduli denganku. Bimo pergi bersama teman-temannya, Dika meninggalkanku tanpa suatu perpisahan. Tidak ada satupun orang yang bisa membuatku bahagia seperti dulu saat aku bersama Dika. Sekarang aku hanya seperti seorang gadis kecil yang berharap akan ada orang yang dapat memberiku boneka yang sangat banyak sehingga aku dapat bermain bersama mereka.
☺☺☺☺☺☺
Aku melihat penampilanku di cermin....hmmm cukup okelah untuk bertemu dengan idolaku. Oh ya! Aku lupa memberitahu bahwa aku sedang tergila-gila dengan band asal Los Angels bernama THE WOODYS.
“Hah..? Los Angels, itu kan tempat kuliahnya Dika” kataku dengan bingung.
The Woodys lah yang membangkitkanku kembali dari keterpurukanku seperginya Dika.
Oh ya aku lupa 1 hal lagi kalo ada personil baru loh di The Woodys, namanya Dyke, kata temen-temenku sih dia ganteng banget. Sekarang, posisinya sebagai guitarist di The Woodys. Aku sih belum lihat wajahnya dia, makanya sekarang aku mau nonton konser mereka di JCC bersama abangku.
Sesampainya disana, penontonnya sudah ramai sekali, rasanya saku ingin menerobos mereka dan segera bertemu dengan idolaku itu. Tapi, mana mungkin aku berbuat segila itu. Saat The Woodys naik ke panggung... Wooooo..!! Prok...prok..prok!! sorak sorai penonton menggelegar ditelingaku. Kemudian The Woodys memperkenalkan personil baru mereka.
“Inilah.. DYKE HILLS” kata sang vokalis Draggy.
Mereka pun menyanyikan single terbaru mereka yaitu The time.
Aku rela berdesak-desakan untuk melihat mereka, aku menerobos penonton hingga aku sampai di depan panggung. Setelah aku perhatikan, ternyata Dyke itu mirip dengan Dika, oh ya Mahardika Himawan sahabatku. Aku yakin itu pasti Dika, pasti gak salah lagi, aku tahu banget dia.
“OK.. We will come back soon, love you my fans!” kata Draggy seraya berteriak.
Aku yang tersadar dari lamunanku langsung berlari mengikuti mereka. Rasanya susah untuk keluar dari kerumunan penonton, akhirnya aku mendapatkan mereka,
“Dikaaaaa........!!!!!” panggilku kepada Dyke.
Dyke yang ternyata Dika langsung menoleh dan terkejut dengan apa yang dilihatnya. Cika lari dan langsung memeluk Dika.
Sambil menangis ia berkata “Dika aku kangen sama kamu, kamu kemana aja kok gak ada kabar? Tiba-tiba sekarang kamu muncul dihadapanku dengan band kamu yang ternyata mereka itu idolaku. Dika jangan tinggalin aku lagi yaaa, aku mau kita kayak dulu lagi, aku mohon”.
Dika yang mendengar langsung berkata “Iya cik aku gak akan ninggalin kamu lagi, aku janji aku akan terus sama kamu”.
☺☺☺☺☺☺
“Owowowowooo.. I miss you too, thankyou for your attention guys” seru Draggy sambil mengakhiri lagunya.
Tiba-tiba Dyke merebut mikrofon dari Draggy.
“Tes..tes..hm..hm..cek..cek, disini aku Dyke alias Dika ingin memanggil sahabatku Cika untuk naik ke panggung” katanya.
Cika segera naik ke panggung dan Dika langsung memeluknya sambil berkata,
“Cika, aku sayang kamu, aku cinta kamu semenjak SMA dulu sampai sekarang. Aku harap kamu mau jadi pacarku yaa”.
“Terima..terima..terima..” sorak sorai penonton memaksaku menerimanya.
“Hmm.. Iya Dika aku mau jadi pacar kamu, aku mau terima kamu, aku mau sama kamu selamanya” kataku kepadanya.
Dika berteriak “Yessss............. aku diterima”
Mereka pun berpelukan kembali, senyum bahagia terpasang diwajah mereka (>ˆ▿ˆ)>♥<(ˆ▿ˆ<)
©©©©©©©© TAMAT ©©©©©©©©